Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indonesia Memperkuat Perhatian Khusus untuk Negara-Negara di Afrika

Indonesia Memperkuat Perhatian Khusus untuk Negara-Negara di Afrika

Indonesia Memperkuat Perhatian Khusus untuk Negara-Negara di Afrika
Media Desa Info - Indonesia Memperkuat Perhatian Khusus untuk Negara-Negara di Afrika
Sumber : https://www.kemendesa.go.id

Indonesia Meningkatkan Perhatian Khusus untuk Negara-Negara Afrika, Negara Terbelakang, dan Negara Berkembang yang Tertekan Daratan

Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk memberikan perhatian khusus kepada negara-negara Afrika, negara terbelakang, dan negara berkembang yang terkurung daratan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Ivanovich Agusta, dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Markas PBB, New York, Amerika Serikat. Pertemuan tersebut merupakan bagian dari High-Level Political Forum on Sustainable Development 2023 yang dihadiri oleh delegasi dari 196 negara.

Mengatasi Persoalan Negara-Negara Tertinggal Melalui Peningkatan Kapasitas SDM, Restrukturisasi Keuangan, dan Transfer Teknologi

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), restrukturisasi keuangan, dan transfer teknologi menjadi fokus utama dalam mengatasi persoalan yang dihadapi oleh negara-negara Afrika, negara terbelakang, dan negara berkembang yang terkurung daratan. Saat ini, terdapat 46 negara terbelakang, termasuk 33 negara di Afrika, serta 32 negara berkembang yang terkurung daratan, dengan 17 di antaranya berada di Afrika.

Indonesia mengusulkan tiga poin penyelesaian untuk mengatasi masalah tersebut. Pertama, perlu dilakukan reformasi pada arsitektur keuangan internasional agar negara-negara Afrika, negara terbelakang, dan negara berkembang yang terkurung daratan dapat memperoleh akses yang lebih baik terhadap sumber daya keuangan. Akses yang baik tersebut akan meningkatkan stabilitas keuangan dan mendukung implementasi kebijakan serta inisiatif yang telah ditetapkan dalam Agenda Afrika 2063, Program Aksi Doha, dan Program Aksi Wina.

Selain itu, penting juga untuk mendukung negara-negara tersebut dalam mengelola utang dengan mengimplementasikan inisiatif keringanan utang, restrukturisasi utang, dan strategi pengelolaan utang yang berkelanjutan. Langkah ini akan membantu mengalokasikan sumber daya fiskal dengan lebih baik dan mendorong stabilitas ekonomi jangka panjang.

Upaya Indonesia dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk Negara-Negara Afrika, Negara Terbelakang, dan Negara Berkembang Tertekan Daratan

Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat bantuan teknis dan peningkatan kapasitas, khususnya dalam pembangunan manusia. Masyarakat, terutama penduduk muda dan usia kerja, dianggap sebagai aset penting dalam membangun ketahanan dan mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030. Investasi dalam pengembangan manusia akan meningkatkan kemampuan negara-negara tersebut dalam merancang dan menerapkan strategi serta kebijakan pembangunan yang efektif di masa depan.

Selanjutnya, Indonesia juga berupaya untuk mempromosikan transfer teknologi dan meningkatkan kapasitas inovasi teknologi negara-negara tersebut guna meningkatkan produktivitas, daya saing, dan pembangunan berkelanjutan. Kerjasama melalui perjanjian transfer teknologi, kemitraan antarnegara di Selatan-Selatan, dan kemitraan pemerintah dengan sektor swasta akan menjadi sarana untuk mencapai tujuan ini.

Melalui kesempatan ini, Indonesia menekankan bahwa solidaritas dan kerja sama internasional sangat penting dalam mendukung negara-negara Afrika, negara terbelakang, dan negara berkembang yang terkurung daratan. Dengan meningkatkan kapasitas SDM, mereformasi keuangan, dan melakukan transfer teknologi, diharapkan persoalan yang dihadapi oleh negara-negara tersebut dapat teratasi, serta tercipta kemajuan menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan secara global.

Posting Komentar untuk "Indonesia Memperkuat Perhatian Khusus untuk Negara-Negara di Afrika"